Kompetisi Film Dokumenter Eagle Award 2014 telah menetapkan 5 proposal karya film dokumenter sebagai finalis. Diantaranya adalah karya yang berjudul “ Dolanan Kehidupan Di Pandes” oleh Afina Fahru Miliana dan Yopa Arfi Yoanda, keduanya berasal dari Program Studi Manarita (Sem. 6) - STMM “MMTC” Yogyakarta.
Fina dan Yopa - panggilan akrabnya, sangat bersyukur atas keberhasilannya tersebut. Mereka merasa bahwa pencapaiannya selama ini adalah berkat Allah SWT dan dukungan semua pihak. Tentunya juga doa para lansia pengrajin mainan tradisional dari Desa Pandes. Ide cerita yang berawal dari empaty terhadap kerentaan para pengrajin mainan tradisonal itu yang membawa mereka berdua berhasil meraih beasiswa Eagle Award 2014.
Kompetisi film dokumenter Eagle Award diselenggarakan oleh Metro TV. Tahun ini adalah tahun ke – 10 penyelenggaraan Eagle Award. Tema yang diplih tahun 2014 ini adalah Indonesia OK (Orang Kreatif). Kompetisi ini melibatkan banyak tokoh-tokoh dalam pembekalan, penjurian dan pendampingan produksinya, oleh karena itu kompetisi film dokumenter Eagle Award dipandang sebagai kompetisi yang bergengsi oleh kalangan sineas di Indonesia. Tahun ini lebih dari 200 proposal karya dari seluruh Indonesia yang masuk dan harus diseleksi oleh Juri.
Kesan mendalam dan rasa bangga disampaikan oleh Afina, karena sebagai peserta yang paling muda Fina dan Yopa berhasil masuk sebagai salah satu dari 5 finalis Eagle Award 2014. Meskipun pada saat Pitching Forum (7/7-2014) mereka harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para juri yang terdiri dari : Riri Reza, Sena Gumira Ajidarma, Imam Prasojo, Leilla S. Chudori, M. Abduh Azis. mereka tampak percaya diri dan sangat menguasai materi. Pitching Forum tersebut dilakukan dihadapan masyarakat umum, dan secara khusus turut hadir Ibu Marrie Elka Pangestu - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Namun proses kompetisi masih terus berlanjut, karena beasiswa Eagle Award yang diperoleh harus digunakan untuk mendukung semua kegiatan para finalis. Beasiswa dari Eagle Institute terdiri dari perangkat kamera untuk produksi, biaya selama proses pembelajaran dan pendampingan serta biaya proses produksi karya
Meskipun Afina dan Yopa masih harus berjuang untuk menghasilkan karya terbaiknya, keduanya tetap bersemangat karena proses produksi akan didampingi oleh mentor-mentor profesional di bidang film dokumenter pada bulan Agustus nanti. Untuk itu tak lupa keduanya mohon doa restu dari seluruh Civitas Akademika STMM “MMTC” Yogyakarta, agar film produksinya dapat menjadi yang terbaik paling tidak menjadi favorit pemirsa. Lebih dari itu keduanya berharap film tersebut akan berdampak positif bagi peningkatan ekonomi pengrajin mainan tradional di Ds. Pandes – Bantul. (L.Ag-2014)
<!--[endif]--> </body-->