-
Workshop “Effective Message in Digital Era”
YOGYAKARTA – Bentuk tulisan atau
teks yang terlalu panjang tidak disukai Generasi Z. Generasi yang lahir pada
kurun waktu 1995-2010 ini lebih menyukai teks pendek, tampilan visual (foto,
grafis, ilustrasi) dan interaktif. Beberapa ciri tersebut harus diperhatikan
para pembuat konten digital seperti situs berita, web, sosial media sehingga
pesan mereka cepat tersampai.
“Hal
yang penting ketika membuat konten media di zaman sekarang adalah audience. Siapa sih yang akan membaca
atau mengakses konten kita?” tutur
Digital Konten Consultant, Margaretha Astaman, saat mengisi workshop “Effective
Message in Digital Era” di Production Meeting Room, Sekolah Tinggi Multi Media
(STMM), Selasa (25/10).
Perempuan
yang akrab disapa Margi itu tidak menampik tulisan sebagai media yang paling
sempurna menjelaskan informasi. Namun, generasi Z yang saat ini kisaran usianya
digolongkan pemuda tidak betah jika dijejali dengan teks-teks murni. Generasi
yang lahir tanpa merasakan era pra internet ini tidak bisa disamakan dengan
generasi-generasi sebelumnya. Jika generasi sebelumnya masih menyukai koran
sebagai bacaan, generasi Z cenderung membaca informasi dari internet yang
cepat, pendek, bahkan interaktif.
Perilaku
Sifat
generasi Z tersebut tak lepas dari perilaku mereka di dunia maya yang terbiasa
melakukan pekerjaan multitasking. “Ya
buka email. Ada WA masuk kasih link langsung
diklik, lalu balik lagi browsing,”
ujar Margi yang saat ini menjadi penulis di Penerbit Buku Kompas.
Karena
itu, penting untuk memetakan perilaku generasi Z ini dalam mencari informasi.
Kapan, dimana, dengan perangkat apa mereka mengaksesnya harus dipelajari jika
konten media digital mempunyai sasaran generasi ini.
Margi
menegaskan dirinya tidak sedang mengadu antara media konvensional dengan media
digital berbasis internet. Baik media konvensional maupun media dalam jaringan
(daring) tetap akan mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Ia optimis
media cetak, seperti koran tetap akan ada.
“Sebenarnya
inti informasi sama, mulai dari ide, struktur, dan apa impact yang diharapkan dengan media-media konvensional. Hanya, saat
ini ketika berhadapan dengan generasi Z harus ada cara tersendiri agar mereka
mau membaca,” jelasnya.
Finalis Festival Integritas Kampus