KULIAH UMUM : Associate Professor USC School of Cinematic
Art Eric Hanson saat memberikan kuliah umum di STMM Yogyakarta, Rabu 14
Februari.
Inovasi Animasi
Membutuhkan Kerjasama Lintas Ilmu, Membuka Beragam Peminatan
-Kuliah Umum Changing
The World with Animation
KULIAH umum
Eric Hanson, Associate Professor USC School of Cinematic Art membuka wawasan
baru peminatan bidang animasi. Pria yang telah mengerjakan sejumlah proyek film
besar di Amerika ini meyakinkan bahwa animasi membuka kemungkinan banyak latar
belakang ilmu dan peminatan. Termasuk dirinya yang punya kepakaran di visual effect dan desain set serta environment.
Hanson,
yang berlatar belakang arsitektur bisa menerapkan keilmuannya ketika ditugaskan
menjadi perancang set atau lingkungan dari sebuah film. Tidak hanya untuk film
animasi, tetapi ia juga sering terlibat dalam film-film live action. Misalnya,
menggarap visual effect banjir besar di The
Day After Tomorrow, atau juga menghadirkan suasana pantai di pulau terpencil
dalam Cast Away.
Keberadaan
visual artist sangat dibutuhkan untuk menghadirkan hal-hal yang tidak mungkin
dilakukan secara nyata. Rekayasa semacam inilah yang hampir selalu menjadi
bidang kerja Hanson.
“Jadi
animasi tidak saja tentang mendesain karakter saja,” katanya saat ceramah di
Auditorium STMM, Rabu 14 Februari 2018.
Peluang
animasi pun juga beragam. Mulai dari Animator Independen, bekerja pada industri
animasi, broadcast animasi, visual effect, hingga yang baru-baru ini muncul di emerging media atau media baru.
“Kebanyakan
orang tua masih menginginkan anaknya menjadi dokter atau pengacara. Tapi
animasi juga memberikan kesempatan yang besar sekarang ini,” ujarnya kegiatan
yang merupakan rangkaian kegiatan American Film Showcase (AFS) dari Kedutaan Besar Amerika.
Seperti
juga bidang multimedia lain, animasi juga idealnya adalah keseimbangan antara
seni, teknologi, dan bisnis. Meski pada praktiknya, menurut Hanson, ketiganya
seringkali berbenturan. Namun, dengan begitu sebenarnya ada ruang yang cukup
besar untuk berkontribusi bagi siapapun.
“Jika
senang menulis cerita, bisa mengembangkan cerita untuk film, senang visual
effect juga bisa. Bahkan jika Anda tidak punya skill yang terkait dengan (aspek
artistik) film, Anda bisa menjadi produser,” terangnya.
Hanson
juga optimis Indonesia punya banyak materi yang dieksplorasi untuk perkembangan
animasi. Ia juga memuji sejumlah karya mahasiswa Prodi Animasi STMM. “Saya tadi
sudah lihat beberapa karya di sini. Bagus. Kalian layak masuk industri ini,”
katanya. (Sony Way)