TALKSHOW : Juru Bicara KPK Febri Diansyah dan filmmaker DS
Nugraheni saat talkshow Pesan Antikorupsi Lewat Audio Visual di Auditorium
Sekolah Tinggi Multi Media (STMM), Kamis 22 Maret 2018.
Film Jadi Pilihan Efektif Tanamkan Nilai Antikorupsi
Generasi Muda
YOGYAKARTA – Penanaman nilai antikorupsi tidak selalu
identik dengan kampanye dengan slogan-slogan antikorupsi saja. Sebaliknya,
bentuk-bentuk karya seni termasuk film justru akan lebih efektif untuk
melekatkan pesan-pesan antikorupsi. Generasi muda diharapkan juga terlibat
aktif dalam proses semacam ini, karena mereka adalah penentu bagi investasi
nilai-nilai antikorupsi di masa mendatang.
“Anak-anak
muda lewat karya-karya radio, televisi, film, teater, bisa lebih menggugah
masyarakat. Jadi antikorupsi tidak disampaikan dengan cara yang begitu-begitu
saja,” ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah, saat menjadi pembicara dalam pemutaran
film dokumenter dan talkshow “Pesan Antikorupsi Lewat Audio Visual” di
Auditorium Sekolah Tinggi Multi Media (STMM), Kamis 22 Maret 2018.
Febri
menekankan posisi anak-anak muda sangat penting karena anak muda sekarang ini
adalah korban korupsi. Dia mencontohkan, korupsi di wilayah kampus yang membuat
mahasiswa tidak mendapatkan fasilitas yang sebenarnya. “Banyak proyek yang
dipaksakan juga karena pengambil kebijakan di kampus hanya mengejar fee,”
imbuhnya.
Jika
anak muda tidak menyadari korupsi yang ada di sekitarnya, lanjut Febri, dapat
dipastikan 10 tahun mendatang kondisi Indonesia akan semakin buruk. “Maka
mulailah gunakan sistem nilai ini dalam tingkah laku dan pekerjaan. Kalau di
sini (STMM) mungkin bisa mempertanyakan adakah plagiasi pada karya kita?”
lanjutnya.
Senada,
pembuat film dokumenter DS Nugraheni menyatakan bahwa film yang melekat pada
benak penonton sebenarnya bukanlah film yang secara lugas mengutarakan
antikorupsi. Namun, cerita dari film itulah yang akan lebih menyadarkan.
“Tidak
harus ada kata-kata antikorupsi. Malah film-film seperti ini biasanya hanya
kencang ngomongnya saja. Film yang baik adalah film yang bisa membuat orang
merefleksikan dirinya,” tegasnya.
Acara
ini juga menampilan pemutaran film karya mahasiswa STMM yakni feature Antikorupsi (Wachida), dan Kue Waru Pembawa Berkah (Gigih Noto
Adibyo). Para kru film ini juga berbagi pengalaman mereka selama proses
pembuatan.
Kedua film tersebut mendapat dukungan
pendanaan dari KPK. Kerjasama KPK dan STMM sudah berlangsung selama empat tahun
ini. KPK berusaha mendorong STMM sebagai pendidikan tinggi multimedia untuk
ikut mengkampanyekan nilai-nilai antikorupsi lewat karya-karya mahasiswa. (Sony
Way)