Branding Media di Era Digital

STADIUM GENERAL : Komisaris Trans Media Corporation Ishadi SK dan Vice Editor in Chief  Detikcom Ardhi Suryadhi. Rabu, 4 April 2018. (foto : Ken Ratri).

 

Yogyakarta, Era digital menuntut bisnis media melakukan branding untuk menempatkan positioning yang tepat. Media mainstream yang lebih dahulu ada, memiliki tradisi panjang yang berusaha mempertahankan nilai-nilai jurnalistik ideal. Sementara jurnalisme di era digital lebih mengutamakan kecepatan dalam menyampaikan berita. Media dengan branding kuat, seperti CNN dan detikcom, mampu menarik perhatian netizen untuk selalu mengikuti informasi yang disampaikan.

 

Komisaris Trans Media Corporation, Ishadi SK menyampaikan, “ Salah satu upaya dan strategi yang dilakukan Transmedia untuk memperluas pasar dan meningkatkan ratting yaitu dengan cara membangun branding melalui peluncuran CNN Indonesia sebagai standar berita dunia”, demikian di sampaikan Ishasi SK dalam acara Stadium General Program Studi Manajemen Produksi Pemberitaan, di Kampus Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta, Selasa (3/4/2018).

 

Ishadi mengatakan bahwa transmedia bekerjasama dengan Turner International yang merupakan bagian dari CNN International Commercial’s Content Sales and Partnerships Group, meluncurkan CNN Indonesia yang merupakan Stasiun televisi dan situs berita berbahasa Indonesia yang menyajikan konten lokal dan internasional. Fokus siaran CNN Indonesia adalah berita umum, bisnis, olah raga, teknologi dan hiburan yang disiarkan di Transmedia dalam saluran CNN Indonesia dan situs CNN Indonesia.com.

 

 “Berdasar IASAP, CNN dinobatkan sebagai #1 International News Branding In Asia Pasific, karena CNN merupakan stasiun televisi dan situs berita yang paling sering dilihat dan dikunjungi di seluruh wilayah Asia Pasifik” papar Ishadi.

 

Ishadi berharap dengan adanya power branding yang dilakukan Transmedia dengan peluncuran CNN Indonesia sebagai standar berita dunia dapat mengembangkan jangkauan audiens lebih banyak lagi.

 

Vice Editor in Chief  Detikcom Ardhi Suryadhi (foto : Ken Ratri)

 

Senada, Ardhi Suryadhi, Vice Editor in Chief  Detikcom yang juga hadir dalam acara tersebut menyampaikan, berdasar hasil survei APJII, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia terus meningkat. Hal ini mengakibatkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah media terbanyak yaitu  674 media radio, 43.000 media online, 523 media TV dan 2.000 media cetak. Data tersebut menunjukkan bahwa media online lebih banyak digemari oleh masyarakat di era digital saat ini. Realitas ini membuat media online saling berlomba memberikan berita secara cepat dan up to date untuk meingkatkan visitornya.

 

“Hal ini pula yang dilakukan Detikcom sebagai salah satu portal web situs berita yang menyajikan berita dan artikel daring di Indonesia. Berbeda dari situs berbahasa Indonesia lain, detikcom hanya mempunyai edisi daring dan menggantungkan pendapatan dari iklan” tambah Ardhi.

“Meski begitu, Detikcom merupakan yang terdepan dalam mengupdate berita-berita baru (breaking news). Hingga saat ini visitor detikcom sudah mencapai 4.000.000” paparnya.

 

Ardhi menyebutkan beberapa isu penting yang harus diperhatikan jurnalis di era digital, yaitu: media mulai bermigrasi ke platform digital, sehingga tidak hanya adu cepat dalam menyampaikan berita, namun ada kredibilitas yang harus dijaga. Maraknya berita hoax, dan adanya dominasi OTT (over the talk) di media sosial.

 

Ardhi menambahkan bahwa sebagai jurnalis generasi 3.1 harus dapat menghasilkan berita secara cepat dan faktual dengan smartphone yang mereka miliki. Reporter media online seperti detikcom mampu mengambil foto, video dan mengirimkan artikel berita melalui berbagai platform media sosial seperti whatsapp. “Jurnalis media online memiliki bahasa komunikasi tertentu untuk menarik atensi pembaca online, melalui foto dan video yang menarik dan faktual. Untuk itu dibutuhkan kecerdasan dan kreatifitas yang tinggi, serta kemampuan mengelola berbagai media sosial”, pungkas Ardhi. (Ayu.dy/Ken Ratri)