Butuh Penelitian Mendalam untuk Film Dokumenter Berkualitas


DIALOG : Ben Mortley didampingi moderator dan penerjemah Ratri Nugrahini, saat berdialog bersama para mahasiswa STMM, Rabu 11 April.   

Butuh Penelitian Mendalam untuk Film Dokumenter Berkualitas

Sharing Session Ben Mortley di STMM  

 

Penelitian menjadi hal yang sangat penting dalam proses pembuatan suatu film dokumenter. Hal itu diungkapkan oleh Ben Mortley, seorang sineas sekaligus aktor yang berasal dari Perth-Australia pada kegiatan sharing session dengan mahasiswa yang diselenggarakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2018. Pria yang memulai debut karirnya sebagai seorang  aktor pada usia 13 tahun ini juga menyampaikan bahwa ketika sebuah dokumenter didasari oleh penelitian yang matang maka hasil akhir yang didapat akan mendalam mengungkap fakta dibalik  kisah yang diangkat.

Dia mencontohkan ketika dalam pembuatan film dokumenter “Aceh: Beyond The Tsunami”, dimana dalam produksi ini dia berperan sebagai salah satu produsernya dan film ini mendapatkan penghargaan sebagai ‘Best Documentary’ in the Spiritual Films category di ajang Dhaka International Film Festival 2018, penelitian dilakukan selama tiga tahun, meliputi penelitian sebelum, pada saat, dan paska produksi.

Ben juga mengungkapkan dalam pembuatan film dokumenter hal penting selain penelitian, produser yang kompeten dan juga kru yang solid juga merupakan factor penting dalam keberhasilan suatu produksi dokumenter. Produser yang kompeten akan mempu mengatur segala hal yang terkait dalam produksi, dari mulai urusan tema yang akan diangkat, sampai dengan urusan logistik, kekompakan kru, sampai proses bagaimana film itu akan “dijual”.

Ben mengatakan bahwa semakin banyak ilmu yang dikuasai oleh seorang yang berkecimpung di dunia pembuatan film atau program TV, maka akan semakin tinggi nilai yang dimiliki oleh orang tersebut, dan akan semakin mudah bagi dia untuk mendapatkan pekerjaan. Karena pada saat ini dunia perfilman dan pertelevisian membutuhkan orang-orang yang multi talenta. Ben memberikan contoh kecil akan pengalamannya, “Saya dulu tidak pernah mengoperasikan Microsoft Excel, saya sama sekali tidak bisa mengoperasikannya, tapi pada suatu ketika, saat produksi suatu film saya dituntut untuk bisa mengoperasikannya, pada akhirnya saya harus mempelajarinya,” ungkap Ben. 

Meskipun telah berkecimpung lebih dari dua puluh tahun di bidang film dan pertunjukan, lelaki yang menyelesaikan studi lanjutnya di National Institute of Dramatic Art, Sydney – Australia ini mengatakan bahwa pada saat ini dia masih terus belajar karena menurut dia dalam pembuatan film maupun kehidupan sehari-hari akan banyak perubahan yang harus dihadapi yang membutuhkan, sehingga dia berharap agar mahasiswa selalu tertarik untuk mempelajari hal baru dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi berbagai kendala. (Ratri Nugrahini)