Memaknai Retro dari Perspektif Anak Muda Masa Kini  -	Pameran Fotografi Retrofleksi

YOGYAKARTA – Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi MMTC (FOM) menggelar pameran “Retrofleksi” 4-6 Mei 2018 di Loop Station. Judul pameran yang lahir dari kata /retro/ dan /refleksi/ ini mencoba mengangkat fenomena retro tahun 1970-1990an. Ini adalah usaha generasi yang lahir setelah era retro mengenal, mendekati, dengan zaman mereka.

                Sebanyak 24 pameris memajang 29 karya. Cukup banyak keberagaman karya yang lahir dari tema kuratorial pameran. Mulai dari barang-barang rumah tangga, seperti radio, televisi, mesin jahit, kaset pita, mobil, menjadi pilihan para pameris. Ada juga yang mencoba mengabadikan pose-pose artis tahun 90-an dalam semangat kekinian. Ada pula yang mengeksplorasi gagasan tentang peristiwa reformasi secara simbolik. 

  

                Pameran ini menjadi unik karena generasi pameris FOM dipastikan lahir sesudah era retro. Mereka rata-rata awalnya mengenal retro sebagai sebuah gaya yang mulai kembali populer di era mereka. Maka memang harus diakui, usaha mereka memaknai, merefleksikan retro style itu lebih pada pemahaman mereka sebagai generasi pascaretro. Karya-karya pameris umumnya lebih terasa menonjolkan visual produk, daripada menghadirkan kondisi sosial budaya.

                Menurut Ketua FOM, Tahtameru Resi pada pameran pihaknya mencoba menghadirkan kurator dari luar, Himawan. Pria yang lama malang melintang di dunia jurnalistik ini diminta memilih dan memberi evaluasi pada karya-karya pameris FOM.  Ketua Panitia Dzulfiqar Ghalib berharap dengan adanya kurator dari luar akan lebih bsia lebih objektif dalam pemilihan karya.

                Himawan, sebagai kurator menerapkan kurasi terbuka yang diikuti oleh semua calon pameris. Ia memilih acara ini agar tidak ada kesalahpahaman dari FOM sendiri tentang materi pameran.

                “Saya mencoba mengajak belajar mereka terbuka, dan fair, apa saja kekurangannya. Jika ada yang masih mungkin diperbaiki ya harus diperbaiki,” ujarnya.

                Pada malam pembukaan, Jumat 4 Mei, pameran secara simbolis dibuka oleh Pembantu Ketua III STMM Dra Nunuk Parwati MM dengan penggutingan pita. Nunuk, dalam sambutannya memberikan apresiasi yang tinggi pada pameran FOM. Namun, dia menekankan karya-karya fotografi  mereka juga perlu dilombakan untuk mendorong prestasi dari STMM.

“Saya sangat mengapresiasi pameran FOM ini. Tapi jangan lupa, karya-karya kalian juga harus diikutkan lomba. Mari berkompetisi,” katanya.    

Selain pameran, FOM juga mengadakan workshop tentang kamera lubang jarum (KLJ) atau pin hole camera, Sabtu 15 Mei. Workshop ini tidak hanya sekadar memepelajari cara memotret dengan kamera lubang jarum, tetapi juga sekaligus pembuatan KLJ.  (Sony Way)