Dari Animasi Religius Hingga Futuristik  -	Pemutaran Film Animasi Tugas Akhir 2018

STMM/Sony Wibisono

POSTER : Poster film animasi pendek oleh mahasiwa Prodi Animasi di Ruang 102, Kamis 12 Juli 2018.

 

Dari Animasi Religius Hingga Futuristik

-          Pemutaran Film Animasi Tugas Akhir 2018

YOGYAKARTA – Tiga film animasi pendek karya mahasiswa Program Studi (Prodi) Animasi Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) diputar, Kamis 12 Juli 2018 di kampus setempat. Film tersebut adalah Go Poor Express karya Farhandito Fadilla, Cerita Kakek (Miftahul Jannah), dan Air Mata Malyos (Dary Halim).   

                Ketiga film yang merupakan tugas akhir studi ini menampilkan tema dan gaya penggarapan yang berbeda-beda. Farhandito, lewat Go Poor Express mengambil ide cerita yang imajinatif. Animasi ini menampilkan manusia dengan kecanggihan teknologi, robot-robot, dan setting yang futuristik. Sementara Air Mata Malyos, lebih mengeksplorasi visualisasi alam dengan cerita petualangan. Baik Farhan maupun Dary memilih animasi tiga dimensi. Keduanya menyajikan visual yang menarik. Begitu pula dengan sinematografi film. Kedua animasi pendek ini menyajikan type shot yang variatif dan mendukung dramatisasi cerita.

 

STMM/Sony Wibisono

CUPLIKAN : Cuplikan adegan dalam film animasi Air Mata Malyos

 

Sedangkan Cerita Kakek, berusaha mengemas cerita di ranah keluarga. Berbeda dengan kedua rekannya, Miftahul mewujudkan idenya dalam animasi dua dimensi (2D). Ada nuansa religius yang dibangun dalam film ini. Miftahul mengolah kembali cerita tentang kisah bapak, anak, dan seekor keledai dalam perjalanan menuju kota. Selama perjalanan mereka dikomentari dengan orang-orang dengan cemoohan. Mereka bingung saat keledai dinaiki anak dibilang anak durhaka, keledai dinaiki bapak, dibilang bapak tidak sayang anak. Ketika keledai dinaiki dua org dibilang kejam, namun ketika mereka memutuskan menggendong keledai, bapak anak ini dibilang bodoh.

 

STMM/Sony Wibisono

CUPLIKAN : Cuplikan adegan film animasi Cerita Kakek

 

Pesan cerita ini lebih menekankan bahwa perbedaan pandangan adalah hal yang wajar. Kita tidak bisa menuruti setiap keinginan orang dan memuaskan mereka. Yang terpenting adalah bahwa apa yang kita jalani dan yakini benar dan sesuai tujuan. (Sony Way)