Balitbang SDM Kominfo Gelar Seminar Internasional Bidang TIK



Bali - Sedikitnya 100 peneliti dari 9 negara mengikuti The 1st International Conference on ICT for Rural Development (IC-ICTRuDev). Seminar Internasional ini diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Balitbang SDM) Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Indonesia di Hotel Pullman Bali, 17-18 Oktober 2018. Konferensi ini mengajak peneliti, akademisi, pakar, dan praktisi untuk mempresentasikan dan berbagi ide, pengalaman, inovasi, serta strategi pengembangan terbaru terkait pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta implikasinya di kawasan pedesaan. Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta ikut berpartisipasi sebagai peserta seminar. Peserta IC-ICTRuDev merepresentasikan stakeholders yang terdiri dari instansi pemerintah, pakar, asosiasi, kedutaan besar, dan akademisi di bidang TIK dan pembangunan pedesaan.
Ketua Panitia Dr. Wiryanta, MA menambahkan bahwa forum ini juga bertujuan untuk membangun jejaring kolaborasi antara Balitbang SDM Kementerian Kominfo dengan industri, institusi penelitian, serta perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Selain itu, sebagai wadah bagi peneliti, praktisi, dan pengamat bidang TIK dan ilmu sosial untuk mempublikasikan hasil penelitiannya dalam forum internasional terakreditasi. 
Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo, Dr. Basuki Yusuf Iskandar, MA membuka Seminar di hari pertama. Hadir sebagai Keynote Speaker : Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika RI), Helani Galpaya (CEO LIRNEasia Srilanka, Prof. Wataru Imajuku (Kindai University Japan), Prof. Wolfgang Dechsler (Estonia), Dr. Roger W. Harris (Universiti Malaysia Sarawak), Dr. Masugi Inoue (NICT, Jepang), Paul Scanlan (CTO Huawei Cina), Bob Apriwan (Direktur Network Telkomsel), dan Anang Latif (Direktur Utama BAKTI Kementerian Kominfo).
Dalam sambutannya, menteri Kominfo yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal Kominfo Farida Dwi Cahyarini menegaskan bahwa kesenjangan digital di kawasan pedesaan menjadi isu yang harus segera diatasi untuk memaksimalkan potensi sosial-ekonomi masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan NAWACITA yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat wilayah pedesaan. Farida menambahkan, kualitas sumber daya manusia menjadi kunci utama dalam memberdayakan TIK untuk produktifitas ekonomi. “Inovasi teknologi dianggap berhasil apabila mampu mendukung inovasi sosial; seperti meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang berdampak makro bagi suatu negara,” pungkasnya.
Di akhir Seminar, terpilih artikel terbaik oleh tim peneliti dari Universitas Indonesia dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Puslitbang SDPPI) dengan judul “The Potential Adoption of The Internet of Things in Rural Areas. (Yolanda P)