Penonton Televisi Menurun 12 Menit Per Tahun, Tapi Masih Terbesar -	STMM Harus Sumbang Pengembangan Ilmu Media

Penonton Televisi Menurun 12 Menit Per Tahun, Tapi Masih Terbesar

-          STMM Harus Sumbang Pengembangan Ilmu Media  

 

YOGYAKARTA – Penonton televisi terus menurun 12 menit per tahun. Salah satu penyebabnya adalah berkembangnya platform media berbasis internet. Meski media dalam jaringan sudah menawarkan berbagai efektivitas, kecepatan, pada masyarakat digital, namun ternyata akses televisi di Indonesia masih tetap tertinggi.

                Berdasarkan data Nielsen Media Consumer View W2 2017, televisi masih menempati 96 persen. Ini jumlah tertinggi di antara media-media lain. Posisi-posisi memprihatinkan diduduki media cetak, koran 7 persen, dan majalah 3 persen. Perkembangan yang menarik adalah media online yang saat ini sudah mencapai 44 persen.  

                Hal itu dipaparkan Komisaris Trans Media, Ishadi SK dalam Workshop Prospek Digitalisai Penyiaran di Era Industri 4.0 di Sekolah Tinggi Multi Media (STMM), Selasa 18 Juni 2019.  

Menurut Ishadi SK, televisi masih menjadi media yang dipercaya dan berpengaruh terhadap perubahan. Ini juga menjadi penyebab banyak orang-orang yang berkepentingan dengan publik, seperti anggota DPR, politisi, mencoba menanam investasi di sana.

                “Ya kita bisa lihat TV One, Metro TV. Ya tidak masalah,” imbuh Ishadi pada acara yang digelar di Joint Lecture Room (JLR) tersebut.

 

PT Multimedia dan Persaingan

Sekolah atau perguruan tinggi (PT), dalam pandangan Ishadi adalah sebuah industri pengetahuan. PT diharapkan melahirkan artikel, sumbangan, seminar yang memberikan kontribusi kepada mereka yang di luar kampus. Sebagai Industri yang paling penting adalah kualitas outputnya.

“Saya mengajarkan wawasan saja, tugas Anda (mahasiswa) mengembangkan,” ujar Ishadi.

Sekolah seperti STMM sangat strategis, sejauh mana dia mampu memberi masukan praktis pada dunia usaha di bidang media dan multimedia. Para pelopor di bidang pengembangan media, berasal dari perguruan tinggi.

“Perbanyak kegiatan-kegiatan diskusi terkait dengan perkembangan praktis di luar gedung sekolah, Undang praktisi sukses untuk memberikan inspirasi bagi PT,” kata Ishadi. (Sony Way)