NARASUMBER : Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid dalam webinar nasional
Berkreasi dengan Animasi dan Game dalam Masa Serba Online oleh Sekolah Tinggi
Multi Media (STMM) MMTC, Kamis 30 Juli 2020.
Pemerataan Internet Kunci Perkembangan Industri Animasi dan Game Indonesia
YOGYAKARTA – Pemerataan akses
internet, termasuk kecepatannya, menjadi isu penting dalam pengembangan industry
animasi dan game. Hal itu tidak hanya berlaku saat pandemic tetapi juga pada
masa normal. Persoalan utama, adalah belum meratanya akses internet sehingga
produktivitas yang sebenarnya mungkin dilakukan produksi animasi dan game,
menjadi terhambat.
“Tantangan sekarang internet merata
dulu. Sambil jalan kecepatannya ditambah,” ujar Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid
dalam webinar nasional Berkreasi dengan Animasi dan Game dalam Masa Serba
Online oleh Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) MMTC, Kamis 30 Juli 2020.
Meutya
menambahkan saat ini Komisi I DPR RI mengupayakan langkah-langkah di tingkat
kebijakan Negara. Pertama, membahas digitalisasi saat merancang RUU Perubahan
atas UU Penyiaran, karena industry animasi dan game online akan terus menjadi
bagian penting perkembangan digital tanah air. Kedua mendorong penambahan tugas
dan wewenang KPI dalam RUU Perubahan atas UU Penyiaran untuk mengawasi konten
konvergensi televisi, radio, penyedia layanan multiplatform (termasuk digital).
Ketiga mendorong program kemkominfo utamanya
Digital Talent Scholarship. Keempat, berupaya agar pemerintah dan rakyat yang
terlibat dalam pengembagan usaha digital dapat bersama menjawab tantangan dalam
penerapan kebijakan berupa pajak digital 10% dengan melihat siginificant economic presence.
Sementara itu,
akademisi Binus University, Dedy Syamsudin menyatakan saat ini kreativitas juga
harus didukung ekosistem. Senada, Dedy menyetujui jika dalam masa pandemic masalah
yang dihadapi industry animasi adalah jaringan dan ekosistem. Hal ini yang
mendorong praktisi, akademisi dan asosiasi merumuskan kebijakan baru dalam
penerimaan pekerja.
“Best practice, penerimaan karyawan baru mau tidak mau memiliki
empat ekosistem,” katanya.
Ekosistem yang dimaksud adalah mempunyai
peralatan (device) pribadi yang mendukung, akses internet yang memadai, trust (kepercayaan),
dan tentunya kompetensi yang dibutuhkan. Termasuk dengan pengawasan, yang berubah dari
kerja studio, menjadi pengawasan by system.
“Masa pandemic sebenarnya tidak
masalah asal memahami ekosistem,” tutupnya.
KETUA STMM : Ketua STMM Noor Iza dalam webinar nasional Berkreasi
dengan Animasi dan Game dalam Masa Serba Online oleh Sekolah Tinggi Multi Media
(STMM) MMTC, Kamis 30 Juli 2020.
Menurut Indra Purwita dari
Gameloft Indonesia, industry game justru perkembangan yang baik di masa pandemic
covid 19. Hal itu disebabkan orang banyak berada di rumah, dan mempunyai waktu
yang lebih banyak untuk bermain game.
Lebih lanjut, Aditia
Dwiperdana VP Talent Agate International, menyatakan game justru lebih diuntungkan dengan masa serba online. Tidak
seperti produk musik misalnya yang justru membuat pendapatan label menurun.
Games, tambah
Aditia, punya potensi lebih panjang digunakan orang karena menawarkan
pengalaman yang berbeda setiap kali dimainkan. Produktivitas pun diakuinya
tidak terlalu bermasalah. Justru yang dirasakan dari sisi produksi adalah masalah
komunikasi, online (internet). Industri
game mengalami lack of communication.
Pada beberapa kasus komunikasi atau penyelesaian masalah yang bisa diselesaikan
dengan tatap muka langsung bisa menjadi lebih lama karena keterbatasan
komunikasi online.
Ekosistem
pun dirasakan Aditia juga belum maksimal karena pihaknya mempekerjakan karyawan
(artist) dari berbagai latar belakang
pendidikan dan ekonomi, serta kondisi geografis.
“Ekosistem
masih terganggu. Mereka belum pnya fasilitas yang memadai. Bisa dipinjemin sih.
Tapi begitu koneksi internet daerah tertentu yang susah? Jadi kita masih support kru di rumah, tetapi tetap
membiayai kantor. Jadi kondisi ini lebih menantang dari sisi bisnis daripada
produktivitas,” papar Aditia.
Ketua STMM
Noor Iza berharap masa pandemi bisa memunculkan hal-hal baru dari anak muda. Namun
berkarya, juga harus mengikuti
tuntutan hardskill dan softskill masa kini. STMM saat ini
memiliki bidang-bidang keilmuan yang sedang dibutuhkan dalam era industry 4.0. Antara
lain, Video Production, Audio Production, Game Development, Social Media
Marketing, Animation, Journalism, Digital Marketing. “Ini yang sedang emerging dan sdg dibutuhkan ke depan. Kalau bisa menjadi sekolah yg ke depan bisa menjadi
transformasi digital,” katanya. (Sony Way)