Atmaja Septa Miyosa: Dosen Animasi STMM dan Kartunis Pemenang Cartoon Competition Internasional



Yogyakarta, 23 September 2025 - Mengenal lebih dekat salah satu dosen Animasi STMM, Atmaja Septa Miyosa (Septa), kartunis yang karyanya menjadi juara cartoon competition tingkat nasional maupun internasional. Beberapa karya sketsa dan kartunnya turut serta dalam pameran internasional (selected artwork) di berbagai negara. Tahun 2025 ini karya Septa sudah dipamerkan di Slovakia, Iraq, Maroko, Turki, Rumania, Kroasia, Brazil, Mesir, Iran. Karya Septa bisa dilihat di media sosial instagram @miyosa_drawing dan https://septamiyosa.blogspot.com/
Kompetisi kartun internasional yang berhasil diraih Septa yaitu: 1) “Best Work” pada The 12th Edition International Caneva Ride Award, Italy (Juli 2025); 2) “Silver Panda Prize” di ajang The 7th Gold Panda International Competition, China (Agustus 2025); 3) “Silver Prize” pada International Dragon Humour Art Exhibition, China (September 2024); 4) Finalis pada ajang 6th International “Rhubarb” Cartoons Contest, Rumania (April 2024); 5) “Excellence Prize Award” di ajang Environmental Protection University Cartoon Contest, China (2008); 6) “Success Award” pada Naji Al Ali Cartoon Contest, Damaskus, Syria (2007).




Septa menceritakan awal mula ikut kompetisi kartun. “Setelah lulus SMSR tahun 2004, saya bergabung dengan komunitas Pakyo (Paguyuban Kartunis Yogyakarta), yang rutin baik kolektif maupun individu mengirim karya ke media massa dan ikut kompetisi. Sejak saat itu saya juga mulai aktif kirim kartun ke koran-koran. Dulu informasi lomba didapat dari teman di komunitas. Sejak memiliki email tahun 2006, informasi lomba di share melalui email. Sekarang sudah banyak website dan medsos, lomba jenis apapun mudah dicari”.




Sebagai dosen Animasi STMM, Septa selalu memotivasi mahasiswa untuk berkarya sekreatif mungkin. Berikut tips yang kerap disampaikan Septa kepada mahasiswanya. “Sebelum mengirim karya, perhatikan semua ketentuan, seperti batas usia, tema, ukuran karya, dsb. Ide karya bisa muncul setelah membaca informasi dari berbagai sumber. Kirimlah karya sesuai petunjuk panitia, meleset sedikit saja bisa didiskualifikasi”.
Septa juga menyampaikan testimoni untuk karya tugas akhir Adhistya (mahasiswa Animasi STMM) berjudul Ikan Mas Tur Dedari, yang saat ini tengah viral. “Prodi Animasi STMM membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk membuat tugas akhirnya dalam bentuk animasi pendek, gaya mainstream dan gaya eksperimental. Nah karya Adhistya ini contoh bagus untuk animasi mainstream, sebuah film dengan cerita berbasis cerita rakyat, diceritakan secara runtut dengan menerapkan prinsip animasi yang lengkap, menyajikan rumah adat Bali, dialog aksen Bali. Karya ini bisa menjadi barometer baru untuk adik kelasnya”.

(Tim Humas STMM)